Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0 – 9 Desember 2019 12:15 9 Desember 2019 12:15 Diperbarui: 9 Desember 2019 13:02 2084 0 0

            Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan kata “Revolusi Industri 4.0” bukan? Namun apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0 itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap kita? Sebelum kita membahas lebih jauh, mari kita bahas terlebih dahulu awal mula Revolusi Industri 4.0. Ini ditemukan pertama kali pada tahun 2011 di Pameran Hannover oleh sekelompok perwakilan ahli dari berbagai belahan Jerman. 

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

Terlihat jelas bahwa industri kini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah dengan cepat. Pemerintah Jerman menanggapi gagasan ini dengan serius dan segera meresmikannya. Setelah meresmikan gagasan tersebut, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas penerapan Industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 Menghapus Peran Manusia Di Industri?

Pada tahun 2015, Angela Merkel memaparkan konsep Revolusi Industri 4.0 di World Economic Forum (WEF). Saat ini kita berada pada era dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Lalu seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep otomasi tanpa memerlukan tenaga manusia dalam penerapannya. Dimana hal tersebut dibutuhkan oleh pelaku industri untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. 

Penerapan Revolusi Industri 4.0 pada pabrik-pabrik saat ini disebut juga dengan Smart Factory. Tidak hanya itu, kini seseorang juga dapat mendownload atau bertukar data bila diperlukan melalui Internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang dilakukan di pabrik dapat diotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja, selama terhubung dengan internet.

Seperti pada infografik di atas, terlihat bahwa Internet mempunyai peranan yang sangat penting dalam berkembangnya Revolusi Industri 4.0. Dilihat dari informasi perkembangan teknologi yang paling berdampak pada Revolusi Industri 4.0, ada 3 hal, yaitu:

Data tersebut menyebutkan bahwa komputer dan Internet sangat efektif dalam Revolusi Industri 4.0, apalagi dengan munculnya Internet of Things (IoT) dimana seluruh pekerjaan dan peralatan dapat terhubung dan dioperasikan melalui Internet.

Literasi Digital Di Era Revolusi 4.0

Di Indonesia sendiri, pemerintah tidak tinggal diam terhadap Revolusi Industri 4.0. Berdasarkan informasi Kementerian Perindustrian, terdapat 5 sektor utama yang menjadi prioritas Indonesia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Kelima sektor tersebut adalah:

Skor INDI (Indeks Kesiapan Industri 4.0 Indonesia) merupakan indeks yang mengukur kesiapan industri dalam menerapkan Industri 4.0. Kelima sektor industri tersebut memiliki rata-rata skor INDI sebesar 2,17 yang menunjukkan bahwa Indonesia sangat siap menerapkan Industri 4.0.

Tak hanya sektor industri yang tumbuh, pemerintah juga menyiapkan 10 prioritas nasional menghadapi Revolusi Industri 4.0. Kesepuluh prioritas nasional tersebut adalah sebagai berikut:

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

5. Menarik investasi asing melalui proposal yang baik dan kuat untuk mendorong transfer teknologi secara cepat ke perusahaan lokal

Keamanan Industri 4.0: Proteksi Dalam Era Revolusi Manufaktur Digital

7. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas sekolah kejuruan dan perubahan kurikulum pendidikan sejalan dengan perubahan Industri 4.0

Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya sudah menjadi tugas kita untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia. Mulailah dari langkah kecil seperti menggunakan produk buatan sendiri, mendukung produk lokal dan sadar memanfaatkan internet untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Karena kalau bukan kita pasti akan ada orang lain yang membangun negeri ini, maka dari itu mari kita mulai memanfaatkan teknologi internet untuk hal-hal positif menghadapi tantangan revolusi industri dengan pemerintah Indonesia 4.0 baru-baru ini mengenai revolusi industri. Revolusi 4.0 Baik tokoh nasional maupun internasional sedang membicarakan “bersiaplah menyambut Industri 4.0” atau “kita tidak boleh kalah dengan Industri 4.0” atau “kita harus mampu memanfaatkan fenomena Industri 4.0”. Jadi memang Revolusi Industri 4.0. apa itu? Esai ini akan menjelaskan Revolusi Industri, dari yang paling awal hingga yang terkini.

Istilah ini pertama kali muncul sekitar tahun 1750. Tahun-tahun ini sering disebut dengan Revolusi Industri 1.0. Pada periode ini terjadi perubahan besar di bidang pertanian, produksi, pertambangan, transportasi dan teknologi. Revolusi dimulai ketika mesin air dan uap diciptakan untuk membantu para pekerja. Mesin menggantikan tenaga manusia dan hewan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Perubahan-perubahan ini mempunyai dampak besar terhadap kondisi ekonomi, sosial dan budaya dunia. Sejarah bahkan mencatat bahwa revolusi ini mendongkrak perekonomian dunia selama dua abad berikutnya.

Dua abad setelah Revolusi Industri 1.0, atau pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, terjadilah Revolusi Industri 2.0. Rangkuman dari situs APICS.org Saat itu, listrik mulai menggantikan tenaga air dan uap sebagai sumber energi utama. Listrik dinilai lebih mudah digunakan untuk mesin dibandingkan dua sumber energi sebelumnya. Penemuan listrik dan mesin pembakaran internal (ruang bakar) memunculkan telepon, mobil, pesawat terbang, dan banyak lagi. Periode ini juga mendorong berkembangnya sejumlah program manajemen yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas fasilitas manufaktur. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas berkali-kali lipat.

Pengertian Revolusi Industri 4.0: Jenis, Dampak Dan Contoh Penerapannya

Munculnya teknologi digital dan internet menandai dimulainya Revolusi Industri 3.0. Pada akhir abad ke-20, penemuan dan pengembangan perangkat elektronik memungkinkan otomatisasi mesin secara menyeluruh. Era ini menyaksikan lahirnya perangkat lunak untuk menggunakan perangkat keras elektronik. Menurut sosiolog Inggris David Harvey, Revolusi Industri 3.0 atau dikenal juga dengan Revolusi Digital adalah proses pemadatan ruang dan waktu. Artinya waktu dan ruang tidak lagi jauh. Revolusi ini juga mengubah bentuk komunikasi dan komunikasi masyarakat modern. Praktik bisnis juga berubah setelah revolusi ini. Terlebih lagi, tekanan untuk memangkas biaya sangat kuat pada saat itu. Akibatnya, produsen lebih memilih mesin dibandingkan manusia. Tak hanya itu, produsen juga mulai memindahkan pabriknya ke negara-negara berbiaya rendah. Tujuan dari semuanya adalah untuk menjaga biaya produksi tetap rendah namun tetap dapat diproduksi secara massal.

Pada revolusi industri generasi 4.0, masyarakat telah menemukan bentuk baru ketika teknologi disruptif datang dengan cepat dan mengancam eksistensi perusahaan yang telah sukses selama bertahun-tahun. Sejarah mencatat revolusi industri ini banyak memakan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan besar. Ukuran perusahaan tidak lagi dijamin. Ketangkasan kewirausahaan diperlukan dalam bidang ini, terutama karena koneksi ke Internet of Things (IOT) dan teknik manufaktur memungkinkan sistem untuk berbagi informasi, menganalisisnya, dan menggunakannya untuk tindakan cerdas. Perkembangan teknologi baru menjadi pendorong utama pergerakan menuju Revolusi Industri 4.0.

Di saat Indonesia sedang disibukkan dengan Revolusi Industri 4.0, Jepang sudah selangkah lebih maju dengan semangatnya untuk menerapkan Society 5.0. Sakura Land kini ingin mendigitalkan semua aspek kehidupan mengingat krisis tenaga kerja dan populasi penuaan yang cepat di negara ini.

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

Persiapan Jepang menghadapi era Society 5.0 sebenarnya sudah diperkenalkan pada Juni 2017. Saat itu, Kantor Perdana Menteri Jepang mengumumkan rincian strategis, termasuk penggunaan teknologi baru untuk menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi. Keputusan penerapan Super Smart Cycle kembali ditegaskan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, akhir bulan lalu.

Menuju Era Industri 4.0: Transformasi Digital Dengan E-office

Contoh penerapan Society 5.0 di Jepang adalah pengiriman paket menggunakan drone. Kehidupan sehari-hari juga akan berubah dengan tersedianya aplikasi pintar berbasis AI yang dipasang di rumah, seperti pintu lemari es. Melalui teknologi ini, warga Jepang dapat melihat rekomendasi makanan dan bumbu musiman atau resep masakan. Mereka juga bisa melihat data stok pangan yang masih tersedia.

Society 5.0 tidak hanya sekedar teknologi, namun juga kebijakan dan regulasi. Pemerintah Jepang mendorong bisnis lokal untuk berbagi data besar dan meningkatkan kolaborasi untuk menciptakan inovasi baru. Saat ini kemampuan perusahaan masih terbatas karena data yang diminta dimiliki oleh entitas lain.

Di masa depan, sektor swasta dan publik dapat bekerja sama untuk menciptakan sistem baru yang lebih aman dan efisien. Hal ini diyakini akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk berbagi data dan memungkinkan perusahaan lain menggunakan datanya untuk menciptakan produk yang lebih baik lagi. Jakarta, 10 Agustus 2023 – Munculnya Revolusi Industri 4.0 mengubah banyak hal di berbagai sektor, yang pada dasarnya memerlukan perubahan banyak. Tenaga kerja yang melakukan operasional kini digantikan dengan penggunaan mesin-mesin teknis.

Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut Cyber-Physical Systems telah muncul pada abad ke-21, sebuah revolusi yang berfokus pada otomatisasi dan kolaborasi antar teknologi siber. Ciri utamanya adalah integrasi teknologi informasi dan komunikasi pada sektor industri.

Agus Gumiwang Terima Penghargaan, Dorong Industri 4.0 Di Ri

Jargon Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada tahun 2015 oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan “pendiri SEF” Klaus Schwab, yang percaya bahwa dunia kini memasuki Industri 4.0. atau sering disebut dengan sistem cyber-fisik industri.

Memasuki era industri 4.0 berarti adanya kemajuan teknologi informasi yang menghasilkan kemampuan disruptif, sehingga berdampak besar pada model bisnis dan manajemen industri mulai dari proses produksi hingga distribusi barang.

Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan revolusi industri yang menekankan pada unsur kecepatan dalam ketersediaan informasi, yaitu lingkungan industri dimana seluruh perusahaan dapat selalu terhubung dan mudah mengakses informasi yang berbeda-beda di antara mereka sendiri

Perkembangan Teknologi Revolusi Industri 4.0

Untuk menghadapi era industri 4.0, perlu mengkaji 6 bidang penggerak produksi yang meliputi kesiapan teknologi dan inovasi, sumber daya manusia, perdagangan dan investasi internasional, kerangka kelembagaan, sumber daya berkelanjutan, dan kondisi permintaan.

Tantangan Indonesia Hadapi Era Industri 4.0

Saat ini posisi Indonesia dalam menghadapi Era Industri 4.0 dinilai berada pada level baru (infant) yang kurang beradaptasi dengan Era Teknologi 4.0.

Dari sisi kesiapan teknologi dan inovasi, berdasarkan data UNESCO Institute of Statistics, belanja penelitian dan pengembangan (R&D) Indonesia hanya sekitar 0,1 persen PDB atau sekitar 2.130,3 miliar dolar AS yang dihitung dalam lapisan penggunaan PDB Arta Jasa Sebanyak 25,68 persen belanja litbang di Indonesia dilakukan oleh dunia usaha, 39,4 persen oleh pemerintah, dan 34,92 persen oleh perguruan tinggi. Jumlah penelitinya juga sangat sedikit, sekitar 89 orang per satu juta penduduk.

Jumlah ini relatif kecil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *