Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Sistem Keuangan

Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Sistem Keuangan – Bank Indonesia (Pusat) bertugas mengatur nilai tukar rupiah melalui UU No. 23 Tahun 1999 di Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009. Stabilitas tersebut dapat dilihat dalam dua dimensi, yaitu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap nilai mata uang asing dan stabilitas nilai mata uang terhadap harga barang dan jasa yang mencerminkan perkembangan perekonomian. inflasi. Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh untuk membentuk dan melaksanakan setiap fungsi dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai lima fungsi utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk kebijakan dan instrumen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan: (1) Bank Indonesia mempunyai fungsi menjaga stabilitas moneter. Instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia mampu menentukan kebijakan moneter secara tepat dan seimbang. Untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan kebijakan yang disebut Kerangka Sasaran Inflasi. (2) Bank Indonesia berperan penting dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang lebih baik, khususnya perbankan. Fungsi lembaga perbankan jenis ini diatur oleh mekanisme pengawasan dan pengaturan, disiplin pasar melalui otoritas pengawasan dan pengambilan kebijakan serta penegakan hukum. Upaya penegakan hukum ditujukan untuk melindungi bank dan pemangku kepentingan. (3) Bank Indonesia berwenang mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan sistem untuk mengurangi risiko sistem pembayaran yang cenderung meningkat melalui penerapan sistem pembayaran real-time atau sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang meningkatkan keamanan dan kecepatan. Pembayaran. Sistem Sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengidentifikasi potensi risiko sistem pembayaran. (4) Bank Indonesia melalui fungsi investigasi dan pengawasan dapat mengakses informasi yang mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan makroprudensial, Bank Indonesia dapat memantau kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi guncangan yang dapat berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui penelitian, Bank Indonesia dapat mengembangkan perangkat dan indikator makroprudensial untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. (5) Bank Indonesia mempunyai peran jaring pengaman sistem keuangan melalui perannya sebagai bank sentral sebagai pilihan terakhir (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam manajemen krisis untuk mencegah ketidakstabilan sistem keuangan.

Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Sistem Keuangan

Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Sistem Keuangan

Ketika kondisi perekonomian global mengalami gejolak, khususnya kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina saat ini, tantangan Bank Indonesia untuk mengendalikan dan memantau kestabilan nilai rupiah menjadi taruhannya. Ada yang mengatakan kondisi geopolitik Rusia-Ukraina mempengaruhi dunia perbankan, namun tampaknya tidak demikian halnya dengan perbankan Indonesia, khususnya Bank Sentral Bank Indonesia. Suhu geopolitik tidak berdampak signifikan terhadap bank sentral Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia, rupiah terdepresiasi sebesar 0,42% sejak akhir tahun lalu hingga 16 Maret 2022. Meskipun melemah pada tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih tetap kuat dibandingkan mata uang lainnya. Pelemahan rupee lebih kecil dibandingkan ringgit Malaysia yang terkoreksi 0,76%, rupee India 2,53%, dan peso Filipina 2,56% pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan nilai tukar rupee cukup kuat merespons berbagai dinamika global, khususnya perang antara Rusia dan Ukraina. Hal ini menunjukkan melemahnya rupee disebabkan oleh faktor fundamental di Indonesia, bukan ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Kolaborasi Dan Sinergi Pengawasan Terintegrasi Ojk Jaga Sektor Jasa Keuangan Stabil

Meski situasi ini tidak berdampak signifikan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia tetap bersinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dibentuk oleh Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK). . ), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sinergi ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan pengawasan bersama, termasuk merumuskan respons kebijakan yang terkoordinasi dan sinergis untuk menopang pemulihan perekonomian nasional dalam menghadapi gejolak dan dinamika kondisi global yang berdampak pada inflasi, cost of fund, dan kinerja perekonomian.

Dari sisi kinerja fiskal, Kementerian Keuangan terus menunjukkan kinerja positif baik dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan mendukung investasi. Alhasil, realisasi penerimaan negara hingga akhir Februari 2022 meningkat 37,73% year-on-year atau mencapai Rp. 302,42 triliun dan terus membaiknya penerimaan negara, terutama karena pulihnya kinerja perdagangan dan kenaikan harga komoditas, serta peningkatan ekspor dan impor akibat pengaruh geopolitik Rusia-Ukraina.

Sementara itu, dari sisi kinerja moneter, guna menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi akibat melemahnya kondisi perekonomian global akibat ketegangan Rusia dan Ukraina, Bank Indonesia pada rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16 Maret -17 2022, suku bunga BI 7-day reverse (BI7DRR) 3,50%, suku bunga deposit facility 2,75% dan suku bunga fasilitas pinjaman 4,25%. Hal ini akan semakin diperkuat dengan optimalisasi strategi bauran kebijakan yang meliputi: penguatan kebijakan nilai tukar rupee untuk menjaga stabilitas nilai tukar sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental perekonomian; Mengupayakan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendekatan granular dan mencermati secara mendalam perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhinya; Memastikan kecukupan kebutuhan kas, pengeluaran kas dan pelayanan kas; Mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), khususnya early adopsi PJP, dalam penerapan standar Nasional Open API Payments (SNAP) untuk mendukung interkoneksi bank dan fintech; Memperkuat kebijakan internasional melalui perluasan kerja sama dengan bank sentral dan otoritas lain di negara mitra, memfasilitasi pelaksanaan promosi investasi dan perdagangan yang bekerja sama dengan instansi terkait. Hal ini merupakan langkah baik yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Artikel ini memperingati Hari Bank Indonesia tanggal 5 Juli 2022 Redaksi Jawa Timur untuk mendukung dan mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia – stabilitas sistem keuangan (SSK) semester I 2023 tetap terjaga seiring dengan terus pulihnya mata uang nasional. Perekonomian di tengah ketidakpastian perekonomian dunia yang masih semakin besar. Pengelolaan SSK tercermin pada ketahanan sistem keuangan yang kuat, intermediasi yang lebih baik, dan inklusi keuangan yang lebih baik.

Meneropong Peran Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Dari Masa Ke Masa

Pada Senin (23/10/2023) Deputi Gubernur BI Judah Agung menyampaikan Bank Indonesia meyakini SSK ke depan akan berkelanjutan didukung sinergi dan inovasi kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan perbankan. Bauran kebijakan Indonesia termasuk kebijakan makroprudensial. Yaitu Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) no. 41 September 2023 yang mengangkat tema “Kohesi, Inovasi dan Sinergi Penunjang Mediasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan” disampaikan hari ini Senin (23/10/2023) di Solo. .

Selain itu, Bank Indonesia terus mendorong inovasi kebijakan makroprudensial yang memperkuat peran intermediasi sektor keuangan melalui penerapan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan Kebijakan Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) di 4 sektor ekonomi. Dengan semakin dalamnya suku bunga di sektor hilir.

Selain itu, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan penyesuaian terhadap instrumen kebijakan makroprudensial, rasio countercyclical capital buffer (CCyB), rasio perantara makroprudensial (RIM), dan rasio loan-to-value (LTV).

Peran Bank Indonesia Dalam Stabilitas Sistem Keuangan

Peresmian peluncuran buku KSK 41, stabilitas, inovasi dan sinergi merupakan tiga prinsip utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Pada paruh pertama tahun 2023, stabilitas sektor keuangan masih baik, meskipun menghadapi lingkungan risiko suku bunga global jangka panjang yang tinggi (dalam jangka waktu yang lama).

Dukung Inovasi Digital, Bi Anggap Pentingnya Kerangka Kerja Regulasi Yang Robust- Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Timur

Wagub menekankan, Bank Indonesia berupaya menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi dengan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 6,00% untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah akibat dampak meningkatnya ketidakpastian global. Juga merupakan langkah proaktif dan berwawasan ke depan untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi impor.

Selain itu, untuk menghadapi tantangan ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Pertama, mengembangkan inovasi kebijakan seperti Penerbitan Surat Berharga Rupiah (SRBI), Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan QRIS Cross Border. Kedua, memperkuat ketahanan siber secara end-to-end untuk menjamin keamanan data masyarakat yang berdampak pada kelancaran sistem pembayaran. Ketiga, mendukung keuangan hijau melalui berbagai instrumen kebijakan untuk mengantisipasi tantangan perubahan iklim.

Acara peluncuran KSK 41 ini juga dibarengi dengan seminar “Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM): Insentif Kredit/Pembiayaan Sektor Pariwisata”. Promosi Kredit/Pembiayaan Bidang Perumahan dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2023.

Berbagai topik yang dibahas dalam diskusi seminar KLM mengenai sektor pariwisata meliputi kontribusi pembangunan sektor pariwisata terhadap perekonomian, strategi pengembangan sektor pariwisata dan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mendorong pembangunan. Turis zona. Perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Bank Dunia dan Ikatan Ekonom Indonesia (ISEI) hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.

Siaran Pers Kssk: Stabilitas Sistem Keuangan Tetap Terjaga Di Tengah Meningkatnya Ketidakpastian Global

Buku KSK No.41 dapat diunduh dalam format digital melalui website Bank Indonesia. KSK merupakan publikasi utama Bank Indonesia setiap semester di bidang SSK yang menyajikan hasil penilaian makro keuangan sistem keuangan selama periode laporan, penilaian stabilitas sistem keuangan Indonesia, respon kebijakan Bank Indonesia, proyeksi sistem keuangan dan politik. kondisi arah.

Selain memberikan informasi mengenai perkembangan dan permasalahan utama di sektor keuangan, KSK diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses pengambilan keputusan sehingga otoritas, industri keuangan, dunia usaha, dan masyarakat pada umumnya dapat berkolaborasi. Untuk mencapai stabilitas sistem keuangan Indonesia. Terkait transparansi dan tata kelola Bank Indonesia, penerbitan buku KSK merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia memenuhi amanat Pasal 58 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembangunan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) 2023. (malam/malam)

Peran bank indonesia dalam stabilitas keuangan, pengertian stabilitas sistem keuangan, peran lembaga keuangan bukan bank dalam perekonomian, stabilitas keuangan, peran bank indonesia dalam sistem pembayaran, peran lembaga keuangan dalam perekonomian, peran lembaga keuangan, peran lembaga keuangan bank, stabilitas sistem keuangan adalah, stabilitas sistem keuangan, peran lembaga keuangan non bank, komite stabilitas sistem keuangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *