Penguatan Pendidikan Karakter Di Masa Pandemi – BERITA, JAKARTA – Di era pandemi Covid-19, lembaga pendidikan dan orang tua harus bersinergi membangun karakter peserta didik. Karena informasi numerik negatif menyebabkan banyak kesulitan untuk menutup kesenjangan.
Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Azhar Diniya, Jambi, Indonesia, menyelenggarakan webinar internasional bertajuk “Penguatan Pendidikan Perilaku Anak di Masa Pandemi”. Topik ini diangkat sebagai respons terhadap tantangan pembelajaran di masa pandemi dan pentingnya pendidikan karakter bagi anak.
Penguatan Pendidikan Karakter Di Masa Pandemi
H Abd bertindak sebagai moderator. Muhaimin El Yusufi, B.Sy.E., M.E., pembicara utama Rektor Universitas Yarsi, Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D. dan Dr Muhammad Bin Daoh, Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Sosial, Universitas Selangor (FPSS), Malaysia. Selain itu, yang menjadi pembicara adalah Direktur Pusat Pendidikan dan Promosi Bahasa Universitas Brunei Darussalam Islam Sultan Sharif Ali UNISSA.
Implementasi Pembelajaran Matematika Berbasis E-learning Pada Penguatan Pendidikan Karakter (ppk) Pasca Era New Normal
STKIP Al Azhar Jambi Ketua Dr. Vivik Pujaningsih, M.Pd.I. Menurutnya, workshop ini menawarkan solusi untuk pembentukan karakter. Sebagai lembaga pendidikan, Al-Azhar Jambi mempunyai misi mengembangkan peserta didik yang berkarakter Islami. Hal ini bertepatan dengan pekerjaan pendidikan yang sedang berlangsung.
“STKIP Al Azhar Diniyyah Jambi berkomitmen dalam membangun karakter mahasiswanya. Dengan biaya pendidikan yang terjangkau dan dukungan fasilitas yang lengkap dengan sumber daya manusia yang menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas,” kata Wiwik.
Ketua Yayasan Hj Al Azhar Jambi. Rosmaini, M.Pd.I menyampaikan bahwa pandemi mempunyai tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan. Situasi ini harus dihadapi dengan adaptasi dalam pelaksanaan pelatihan.
Rektor Universitas Yarsi Fasli Jalal mengatakan pada masa pandemi terdapat beberapa hambatan dalam pembelajaran seperti suasana, fasilitas, mood, ruang, waktu dan masalah sosial. Semua hambatan ini bermuara pada kesenjangan penyampaian antara satu siswa dengan siswa lainnya. Dalam hal ini, sumber ekonomi keluarga menjadi kendala.
Vol. 1 No. 02 (2022): November 2022
Untuk mendukung pembelajaran yang optimal, solusinya harus berbasis pada lingkungan. Kecuali tentu saja kebijakan pemerintah yang mengurangi akses bagi pelajar dari kelas ekonomi menengah ke bawah. “Pembentukan karakter memerlukan komunitas keluarga, sekolah, lembaga keagamaan, media, pemerintah dan berbagai pihak,” ujarnya.
Permasalahan umum yang muncul dari orang tua kepada anak adalah pengelolaan emosi dan penerapan teknik komunikasi yang efektif dalam keluarga. Banyak orang tua yang terkejut ketika anaknya membutuhkan pendamping selama homeschooling. Oleh karena itu, beban persahabatan harus didasari pada pendekatan welas asih.
Selain itu, Fasli Jalal menegaskan perlunya pendidikan karakter dalam bentuk etos kerja, selain pendidikan karakter. Hal ini meliputi kerja keras, ketekunan, kerjasama, kreativitas, inovasi, visi dan tanggung jawab.
Dr Muhammad Bin Daoh, Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Sosial, Universitas Selangor, Malaysia, mengatakan bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk melestarikan sifat manusia dan mengembalikan sifat yang hilang kepada manusia. Upaya penguatan pendidikan karakter harus melalui proses yang panjang. Pendidikan dimulai pada masa kanak-kanak, dimana anak yang bertakwa diserahkan kepada orang tuanya.
Pusat Penguatan Karakter (puspeka) Kemdikbud
“Membesarkan anak yang shaleh artinya membesarkan anak dari kandungan ibunya, mengikuti nasehat agama, menyambut bayi yang baru lahir dengan ucapan “Layla Haillah”, memberinya nama yang baik, dan membesarkannya sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. ” tambahnya dalam presentasi.
Selain itu, Muhammad Bin Daoh menjelaskan langkah-langkah penguatan akhlak yaitu mengajarkan syahadat, beribadah sejak usia 7 tahun, mencintai Rasulullah, menanamkan keimanan pada kehidupan masa depan anak dan mendorongnya belajar agama dan Al-Qur’an. Hal ini juga harus mencakup kegiatan yang menyenangkan dan menarik, membiasakan duduk di rumah dan bermain game yang sehat.
Brunei Darussalam Islam Sultan Sharif Ali Direktur Pusat Pendidikan dan Promosi Bahasa UNISSA Dr. Haji Hambali bin Haji Jaili mengatakan, Brunei juga terkena dampak pandemi Covid-19, dimana dunia pendidikan mengalami gegar budaya baik bagi guru, siswa, maupun pelajar. orang tua.
Ia berbicara tentang bagaimana pendidikan dilaksanakan di Brunei, di mana karakter ditekankan di sekolah. Brunei menawarkan pendidikan ganda, yaitu sekolah negeri dan sekolah agama. Semuanya wajib bagi masyarakat.
Sman 5 Palangka Raya Gelar Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila Dan Penguatan Pendidikan Karakter
Dalam konsep wajib belajar, jika orang tua menolak menyekolahkan anaknya terlepas dari bersekolahnya, maka ia akan didenda Rp 5 juta atau dipenjara selama 1 tahun. Pendidikan sepenuhnya dibiayai oleh negara. Oleh karena itu, masyarakat harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Kesimpulan dari lokakarya ini adalah, meski menghadapi banyak tantangan, penyelenggaraan pendidikan harus terus menutup kesenjangan dalam pandemi Covid-19. Karena kita tidak tahu kapan itu akan berakhir. Perlu dicatat bahwa kami melakukan upaya untuk mendidik generasi berikutnya.
Guru. Komarudin: Selamat kepada wisudawan UNJ yang menjadi penasihat khusus Presiden, menteri, dan wakil menteri Kabinet Merah Putih. Sudah hampir satu setengah tahun sejak merebaknya Covid-19. Hampir semua negara sedang mengalami masa sulit, termasuk negara kita Indonesia. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, namun juga bidang lainnya. Termasuk bidang ilmu penulis saat ini.
Situasi pandemi saat ini membuat proses pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring atau luring. Keluhan sudah menjadi hal yang lumrah dari siswa, orang tua, bahkan guru dan sesama guru. Dibutuhkan kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi situasi seperti itu. Padahal, momen seperti ini penting dalam menciptakan rasa optimisme suatu bangsa ketika terjadi bencana. Lagi pula, jika rasa putus asa muncul, mau tidak mau akan menimbulkan tekanan mental dan kelelahan fisik, yang membuka peluang tersebarnya banyak penyakit.
Penguatan Pendidikan Karakter Religius Melalui Pembiasaan Budaya Sekolah Di Mi Nahdlatul Ulama Kh. Mukmin Sidoarjo
Kembali pada semangat semboyan pendidikan Indonesia yang diajarkan oleh Ki Hajar Devantara, hendaknya guru dapat menerapkannya pada Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Peran-peran ini perlu dipikirkan kembali. Guru berperan sebagai teladan, motivator, bahkan motivator bagi siswa untuk mengatasi tantangan dan kemalasan yang membuat pembelajaran daring menjadi sulit.
Perlu kita pahami bersama bahwa kekhawatiran sebenarnya di era pembelajaran daring ini adalah menurunnya kedisiplinan dan ditinggalkannya pendidikan karakter. Sebab, guru tidak bisa mengamati secara langsung apa yang dilakukan siswa ketika berada di rumah. Namun dalam situasi seperti ini, kita sebagai pendidik tidak boleh mengabaikan pendidikan perilaku siswa di sekolah. Masih banyak cara untuk memperkuat pengembangan karakter, serta melanjutkan perkembangan kognitif. Adapun metode yang penulis gunakan sebagai pendidik untuk penguatan pendidikan karakter pada pembelajaran daring adalah sebagai berikut:
Dari semua cara yang penulis gunakan, cara ini yang paling kurang maksimal karena penulis masih belajar dari rekan-rekannya, setidaknya hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa kita sebagai guru mempunyai pola pikir yang kuat, tangguh dan optimis. Seperti kata orang bijak, “Lebih baik mengutuk terang daripada mengutuk kegelapan” Adlai Stevenson. Menyalahkan situasi bukanlah sebuah solusi, lebih baik lakukan apa yang kita bisa, meski dampaknya kecil. Intinya adalah bersikap konsisten lebih baik daripada tidak melakukan apa pun. Kami berharap pendidikan Indonesia di masa pandemi Covid-19 terus melahirkan generasi yang baik dan positif.