Cara Mengurangi Risiko Penyakit Jantung – Hingga saat ini penyakit jantung masih menjadi ancaman yang mengerikan bagi masyarakat. Penyakit jantung identik dengan kematian dan buruknya kualitas hidup. Kekhawatiran masyarakat tersebut cukup beralasan mengingat angka kematian akibat penyakit jantung terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kematian akibat penyakit jantung seringkali terjadi secara tiba-tiba dan tanpa adanya keluhan berarti sebelumnya. Tingginya angka kematian akibat penyakit jantung, khususnya serangan jantung, patut menjadi perhatian masyarakat dan tenaga kesehatan agar deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung dapat lebih digalakkan.
Serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan pada arteri koroner. Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah yang tugasnya menyuplai oksigen ke jantung. Ketika aliran oksigen ke jantung terhambat atau bahkan terhenti, jantung mengalami iskemia. Iskemia adalah suatu kondisi dimana jantung kekurangan oksigen sehingga menyebabkan jantung kehilangan kemampuannya dalam memompa darah. Berkurangnya kemampuan memompa jantung ini menyebabkan terganggunya aliran darah ke seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan organ vital lainnya seperti ginjal, hati, dan otak tidak berfungsi hingga dapat berujung pada kematian.
Cara Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Infark miokard seringkali terjadi secara tiba-tiba tanpa keluhan berarti sebelumnya. Mengingat komplikasi serangan jantung yang mematikan, deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung koroner sangatlah penting. Faktor risiko penyakit jantung koroner telah dipelajari dan diketahui sejak lama sehingga memudahkan masyarakat untuk mencegah penyakit mematikan tersebut. Faktor risiko penyakit jantung koroner dapat kita bagi menjadi 2 kelompok: faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi berarti pasien dan penyedia layanan kesehatan dapat melakukan sesuatu untuk mengendalikan faktor risiko tersebut. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat diubah artinya faktor risiko tersebut melekat pada diri pasien dan tidak dapat dihindari. Contoh faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan jenis kelamin. Pria berusia di atas 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Mengingat usia dan jenis kelamin merupakan bagian dari kelompok faktor risiko yang tidak dapat dihindari, maka hanya faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang dapat dihindari dan diobati. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain hipertensi, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, kurang aktivitas fisik, dan merokok.
Cara Menjaga Kesehatan Jantung Dengan 4 Kiat Efektif
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hipertensi disebabkan oleh penyakit yang mendasari atau berbagai penyebab lainnya. Semakin tua usia seseorang, semakin besar pula risiko terkena tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan kekakuan pembuluh darah meningkat seiring bertambahnya usia sehingga akan mempengaruhi tekanan darah. Selain usia, jenis kelamin juga sangat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menderita hipertensi. Pria 2,3 kali lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita. Namun setelah menopause, wanita memiliki risiko yang sama dengan pria. Bahkan setelah usia 65 tahun, wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan pria karena faktor hormonal. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga hipertensi juga memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan orang lain. Gaya hidup sangat mempengaruhi tekanan darah. Mengonsumsi makanan yang penuh lemak, kecenderungan mengonsumsi makanan yang terlalu banyak garam (junk food, condiment), terlalu banyak minum alkohol, merokok, kurang aktivitas fisik yang berujung pada obesitas merupakan faktor terbesar terjadinya tekanan darah tinggi. Selain itu, faktor stres dan psikososial juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
Diabetes melitus atau yang dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit yang banyak ditakuti karena mempunyai banyak komplikasi. Diabetes dipengaruhi oleh faktor genetik, kesukaan mengonsumsi makanan manis dan berlemak, serta kelainan hormonal akibat kerusakan pankreas atau bawaan. Seperti halnya hipertensi, diabetes adalah penyakit kronis dan progresif, yang berarti penyakit ini berlangsung seumur hidup dan memburuk dengan cepat. Gula darah harus selalu dikontrol untuk mencegah berkembangnya penyakit diabetes. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan obat secara rutin disertai pemantauan gula darah secara berkala.
Obesitas ditentukan dengan menghitung indeks massa tubuh (BMI). Seseorang dikatakan obesitas jika memiliki BMI ≥ 30. Cara menghitung BMI adalah dengan berat badan (kg). tinggi 2 (m). Selain itu, indikator obesitas lainnya adalah lingkar perut. Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika lingkar perutnya > 90 cm pada laki-laki dan > 80 cm pada perempuan.
Kolesterol terdiri dari kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). LDL yang tinggi dapat menumpuk di dinding pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner atau stroke. Sedangkan HDL bertugas meningkatkan pembuangan LDL sehingga membantu menurunkan kadar LDL dalam darah. Jika kadar LDL tinggi sedangkan kadar HDL rendah maka risiko penyakit jantung koroner akan meningkat. Untuk itu, perlu menjaga kadar HDL tetap normal melalui aktivitas fisik (olahraga) secara teratur dan menurunkan kadar LDL dengan menghindari makanan tinggi lemak.
Tips Agar Jantung Berdetak Sehat
Dibandingkan dengan jumlah penduduk dunia, masyarakat Indonesia tergolong kelompok yang malas dalam hal berjalan kaki. Berdasarkan survei tersebut, masyarakat Indonesia berjalan rata-rata 3.513 langkah per hari, dibandingkan dengan total penduduk dunia yang berjalan rata-rata 4.961 langkah per hari. Aktivitas jalan kaki yang dianjurkan rata-rata 10.000 langkah per hari. Menurut penelitian, kelompok orang yang terlalu malas melakukan aktivitas fisik memiliki risiko kematian sebesar 20-30% karena berbagai sebab. Sementara itu, kelompok yang melakukan olahraga intensitas sedang selama 30 menit sehari memiliki risiko penyakit jantung koroner 30% lebih rendah dan risiko diabetes 27% lebih rendah.
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang merugikan diri sendiri dan orang sekitar. Merokok memberikan stres oksidatif pada tubuh Anda yang merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah jantung, dan meningkatkan pembentukan plak lemak di pembuluh darah koroner.
Mengingat bahayanya penyakit jantung, khususnya penyakit jantung koroner yang seringkali berujung pada kematian mendadak, maka pencegahan penyakit jantung koroner sangat penting dilakukan. Upaya pencegahannya tidak sulit, cukup ikuti langkah-langkah “SMART” berikut ini.
Jika Anda pria berusia di atas 40 tahun atau wanita menopause, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Pemeriksaan kesehatan ini meliputi: tekanan darah, kolesterol darah, kadar gula darah dan pemeriksaan fungsi ginjal. Jangan abaikan keluhan Anda, misalnya Anda sering sesak napas, sering merasakan nyeri dada saat berolahraga, kaki membengkak, perut membesar, sering terbangun di malam hari karena sesak napas. . Sebab keluhan tersebut bisa menjadi awal mula terjadinya penyakit jantung. Selain itu, jika Anda menderita penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau penyakit ginjal kronis, sebaiknya Anda lebih sering melakukan pemeriksaan kesehatan dan minum obat secara teratur.
Kesehatan Wanita: Penyakit Jantung Umum
Dengan berhenti merokok, Anda menyelamatkan jantung dan paru-paru Anda, serta orang-orang di sekitar Anda. Berbagai metode berhenti merokok telah dikembangkan, termasuk pengobatan dan kombinasi pengobatan dan psikoterapi.
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang terjadi akibat kerja otot rangka. Semua aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas fisik. Sedangkan olahraga adalah suatu jenis aktivitas fisik tertentu yang sengaja direncanakan dan dilakukan, misalnya senam, berenang, lari, bersepeda, dan lain-lain. Jika Anda termasuk orang sibuk yang tidak punya waktu untuk berolahraga, Anda bisa menyiasatinya dengan memperbanyak aktivitas fisik harian. Misalnya mengajak bayi berjalan-jalan dibandingkan menggunakan stroller, melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, bersih-bersih, dan lain-lain, menggunakan tangga sebagai pengganti lift atau eskalator.
Prinsip utama pola makan sehat jantung adalah: (1) makan buah dan sayur minimal 2 porsi sehari, (2) pilih camilan yang banyak mengandung biji-bijian, (3) perbanyak makan ikan minimal 2 porsi. kali seminggu, (4) kurangi asupan makanan asin, misalnya. (5) lebih banyak makan makanan yang diolah dengan cara direbus atau dipanggang daripada digoreng.
Istirahat yang cukup harus baik kuantitas dan kualitasnya. Jumlah yang baik adalah tidur minimal 7 jam setiap hari. Sedangkan kualitas tidur yang baik ditandai dengan tidak sering terbangun saat tidur, bangun dalam keadaan segar di pagi hari, dan mudah tertidur dalam waktu 30 menit setelah tidur.
Penyakit Jantung Pada Ibu Hamil
Stres psikologis merupakan faktor penyebab berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner. Jadi, mengatasi stres sangatlah penting. Berbagai cara untuk mengelola stres antara lain adalah mendiskusikan masalah dengan orang yang dapat dipercaya, melakukan aktivitas yang sesuai dengan minat dan kemampuan, mengembangkan hobi yang bermanfaat, meningkatkan ketaatan beribadah, selalu berpikir positif, dan menenangkan pikiran dengan bersantai atau menghabiskan waktu bersama teman dan teman. keluarga. .
Penyakit jantung merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan berbahaya, namun dengan langkah kecil yang “SMART”, Anda dapat terhindar dari resiko penyakit jantung. Jadi mulailah hidup “Cerdas” untuk jantung sehat Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner (PJK). Jika dibiarkan, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke. Namun kabar baiknya, kita bisa mencegah hipertensi dan menurunkan risiko penyakit jantung dengan menerapkan gaya hidup sehat. Pada artikel kali ini, kami akan membahas beberapa cara agar tekanan darah tetap normal dan terhindar dari risiko penyakit jantung. Datang dan lihat sarannya.
Salah satu cara paling efektif untuk menurunkan tekanan darah adalah aktivitas fisik secara teratur. Berolahraga minimal 30 menit sehari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4-9 mmHg. Aktivitas fisik seperti jalan kaki, lari atau bersepeda sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung. Kuncinya adalah konsistensi. Jadi mari kita mulai sekarang juga, luangkan waktu untuk lebih aktif dalam kehidupan kita sehari-hari.
Minum terlalu banyak garam dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, penting untuk membatasi jumlah garam yang dikonsumsi dalam makanan. Mengurangi garam dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 2-8 mm Hg. Caranya sederhana, kita bisa memulainya dengan mengurangi makanan olahan atau makanan cepat saji yang biasanya tinggi garam.
Kenapa Wanita Lebih Rentan Mengidap Penyakit Jantung? Halaman All
Menekankan